Showing posts with label Cetak. Show all posts
Showing posts with label Cetak. Show all posts

Jenis Printer Untuk Proofing Desain Percetakan


Mesin Proofing Cetak Separasi Warna
Dalam dunia percetakan profesional, proses proofing desain sangat penting untuk memastikan hasil akhir sesuai dengan ekspektasi klien. Proofing adalah tahap uji cetak yang digunakan untuk mengecek akurasi warna, tata letak, dan detail desain sebelum dicetak massal. Untuk mendapatkan hasil proof yang mendekati cetakan akhir, diperlukan printer dengan kemampuan khusus dan akurasi tinggi. Hal ini berlaku baik untuk percetakan sablon manual maupun mesin cetak offset atau digital.

Untuk percetakan sablon, proofing biasanya dilakukan menggunakan printer inkjet yang mampu mencetak pada kertas transfer atau film transparan. Printer ini digunakan untuk membuat film separasi warna (color separation), yang akan dijadikan acuan saat pembuatan screen. Beberapa merek populer seperti Epson Stylus T1100 atau Epson L1800 sering dipakai karena dapat mencetak dalam format A3 dengan resolusi tinggi. Teknik proofing ini membantu menghindari kesalahan dalam pemisahan warna spot seperti CMYK atau warna khusus (Pantone).

Berbeda dengan sablon, untuk mesin cetak offset atau digital, proofing memerlukan printer dengan presisi warna yang sangat akurat. Salah satu jenis printer terbaik untuk keperluan ini adalah printer inkjet wide format dengan teknologi 8 atau 12 warna, seperti Epson SureColor P-series atau Canon imagePROGRAF. Printer ini mendukung pencetakan warna dengan akurasi tinggi, serta mampu mencetak pada kertas proofing khusus seperti kertas semi-matte atau gloss proof paper.

Sistem proofing untuk mesin cetak offset biasanya sudah terintegrasi dengan RIP Software (Raster Image Processor) yang memungkinkan pengendalian warna secara menyeluruh. RIP software akan menyesuaikan profil warna dari file digital agar sesuai dengan karakteristik mesin cetak sebenarnya. Dengan kombinasi printer proof dan software ini, desainer bisa mengevaluasi seberapa dekat warna proof dengan hasil cetakan offset di mesin Heidelberg, Komori, atau Ryobi.

Selain kualitas warna, proofing juga membantu mengecek kesalahan desain, seperti font hilang, gambar pecah, atau posisi layout yang tidak presisi. Oleh karena itu, printer proofing tidak hanya digunakan oleh bagian produksi, tapi juga oleh desainer grafis dan prepress. Bahkan beberapa studio desain memiliki printer proof sendiri untuk mengurangi risiko revisi besar saat desain sudah dikirim ke percetakan.

Untuk proofing desain produk seperti kemasan, label, atau brosur lipat, printer dengan kemampuan duplex (cetak bolak-balik) dan variasi media sangat dibutuhkan. Printer seperti HP DesignJet atau Epson EcoTank Pro bisa digunakan untuk mencetak mock-up yang mendekati hasil akhir. Hal ini memudahkan klien untuk melihat dan merasakan bentuk produk sebelum dicetak massal.

Secara umum, jenis printer proofing yang digunakan sangat bergantung pada jenis cetakan dan kebutuhan produksi. Percetakan sablon lebih cocok dengan printer inkjet format A3 untuk film separasi, sementara percetakan offset atau digital memerlukan printer high-end dengan sistem manajemen warna profesional. Dengan proses proofing yang baik, kualitas cetak bisa lebih terjamin, meminimalisir kesalahan produksi, dan tentunya meningkatkan kepercayaan klien.

Cetak Kartu Nama


Desain Cetak Kartu NamaKartu nama tak hanya sebagai alat identitas diri. Bagi pebisnis atau kalangan perkantoran, kartu nama menjadi hal penting untuk memberikan informasi mengenai bidang usaha dan pekerjaannya. Kini penampilan kartu nama berkembang dengan berbagai bentuk desain yang menarik. Untuk mencetak kartu nama dengan desain unik dan mewah sudah tentu memerlukan biaya tidak sedikit. Bukan berarti desain kartu nama model lama telah ketinggalan jaman, namun pada intinya kartu nama digunakan sebagai alat untuk bertukar informasi mengenai pekerjaan, perusahaan, atau bidang lainnya kepada individu atau kelompok.

Berikut ini contoh desain kartu nama jadul dengan variasi warna pilihan. Anda bisa mendownloadnya dan tinggal mengubah text sesuai kebutuhan. Download Desain

Sablon Sticker Vinyl


Cetak Sablon dengan Bahan Sticker VinylPercobaan cetak sablon sticker dengan bahan vinyl sticker papper. Mencetak menggunakan bahan stiker vinyl berbeda dengan teknik cetak seperti pada kertas sticker biasa. Untuk mempercepat pengeringan tinta sablon bisa menggunakan cairan pengering khusus tinta atau bisa menggunakan hairdryer. Bahan kertas sticker vinyl lebih awet dibandingkan sticker cromo, namun harga kertas vinyl lebih mahal dibanding harga kertas sticker biasa.

Cetak Kalender Anak Tahun 2014


Mencetak kalender oplah sedikit dengan proses cetak digital printing. Cetak kalender anak tahun 2014 limited edition. Format kertas ukuran A3+. Desain kombinasi gambar wallpapers dan foto anak. Ini contoh desainnya yang sudah dicetak.

Ukuran Kertas Percetakan


Ukuran kertas siap pakai yang kita ketahui untuk keperluan mencetak dokumen pada umummya berukuran A3, A4, dan folio (legal). Ukuran tersebut merupakan perkecilan dari ukuran sebenarnya. Kertas untuk percetakan ini dapat disesuaikan menurut ukuran berdasarkan keperluan pemakaian, seperti kertas A4 atau kertas folio untuk mencetak kopsurat, brosur, dan leaflet. Pada dasarnya ukuran kertas produksi percetakan terdiri dari lembaran-lembaran plano dan ada juga yang berupa rollpaper sebelum akhirnya dipotong sesuai kebutuhan. Kertas percetakan dikategorikan menjadi beberapa ukuran berdasarkan sistem standardisasi Deuctsche Industrie Norm (DIN) yang sudah baku. Berikut ini tabel ukuran kertas berdasarkan kategorinya:


Pada tabel diatas menunjukan 3 (tiga) kategori ukuran kertas yang dibagi menurut standardisasinya. Kategori A adalah ukuran jadi yang dipakai sebagai ukuran dasar, umpamanya ukuran A0 adalah ukuran yang terbesar dan isinya sama dengan meter persegi (841 x 1189 mm = 999949 mm2). Kategori B adalah ukuran kertas sebelum disisir atau dipotong, Kategori C adalah perkecilan dari ukuran pada Kategori B biasanya digunakan untuk keperluan cetak berukuran mini. Dari ketiga ukuran tersebut

Kategori B dan Kategori C sangat bergantung pada Kategori A karena ukuran kategori ini merupakan dasar ukuran sebenarnya. Nah, tabel di atas merupakan gambarkan ukuran kertas setelah dibagi menjadi beberapa kategori ukuran. Untuk lebih jelasnya coba anda perhatikan posisi pemotongan ukuran kertas menurut tabel tadi.


Jadi ukuran dalam ketiga kategori tersebut merupakan standar ukuran dasar dalam pemotongan kertas. Standardisasi ukuran kertas ini sudah sering digunakan dalam bidang percetakan, sehingga kemudian ukuran cetakan yang mengikutinya, semisal ukuran kertas A4 biasa digunakan untuk kopsurat atau keperluan lainnya yang menggunakan dasar ukuran tersebut, begitu pula ukuran kertas A3, A2, A1 dan AO, semua bergantung pada kebutuhan cetak.

Penyebaran Teknik Mencetak


Pada postingan yang lalu sedikitnya telah saya ulas mengenai sejarah teknis mencetak yang ditemukan oleh Johanes Gutenberg di Mainz, Jerman, yang merupakan awal penyebaran teknik mencetak ke benua Eropa setelah terjadi peperangan dikota yang ditempati Gutenberg.

Menurut beberapa sumber, teknik mencetak menyebar diawali sekitar tahun 1500 an. Ditahun tersebut terhitung lebih dari 1000 perusahaan percetakan mulai tersebar. Seni Cetak-mencetak menyebar secara luas ke seluruh Eropa. Bahkan diduga sekitar 40.000 buku dan karya cetak lainnya dikerjakan dimasa ini. Cetakan pertama dinamakan inkunabulas, karena keindahannya hasil cetakan tersebut menjadi barang berharga di museum-museum seluruh dunia. Beberapa jenis karya cetak menggunakan ragam huruf baru seperti pada masa Johanes Gutenberg yang menggunakan typografi (huruf) jenis Gotik dengan berbagai ukuran, tetapi di Eropa bagian selatan sejak tahun 1500 telah diukir dan dikembangkan ke jenis hurup Antiqua yang pertama. Beberapa perusahaan percetakan terkenal di Eropa seperti Calude Garamond di Perancis, John Baskerville di Inggris, dan Giambattista Bodoni di Itali masing masing telah menciptakan jenis-jenis huruf yang terkenal sekaligus menambah koleksi typografi pada masa itu.

Di jaman industrialisasi di Eropa sekitar abad ke 19 terjadi perubahan besar-besaran didunia teknik mencetak ini, beberapa perusahaan percetakan ketika itu menciptakan berbagai macam teknik baru bidang cetak-mencetak, seperti Friedrich König telah menciptakan mesin cetak berkecepatan tinggi (highspeed press) sekitar tahun 1828 dan pada tahun 1846 diciptakan mesin penyusun (composing machine). Nah, sejak saat itulah hampir tak terhitung lagi penyempurnaan-penyempurnaan pada peralatan cetak-mencetak.

Bagaimana Penyebaran teknik mencetak di Indonesia?
Untuk sekedar membuat teks dan rangkaian cerita pada waktu itu teknik cetak-mencetak dilakukan dengan cara mengukir pada batu atau dituliskan di atas daun lontar (papirus). Hal ini berbeda dengan perkembangan di negeri Eropa, karena belum masuknya pengetahuan cetak-mencetak maka hanya beberapa orang terpelajar saat itu mampu membaca dan menulis. Sekitar tahun 1596 para pedagang Belanda pertama mendarat di Jawa Barat. Koloni pedagang lainnya mengikuti ditahun 1602 membentuk 'Verenigde Oost Compagnie' alias VOC. Pada saat itulah diduga pengetahuan cetak-mencetak secara teknis dibawa ke Indonesia.

Mungkin diantara rekan-rekan yang ingin melengkapi mengenai sejarah cetak mencetak ini boleh share dengan saya, mudah-mudahan bisa saling melengkapi untuk menambah wawasan kita semua.